Matari Welcome

Selamat Datang di Matari sehati Yogyakarta

Awas, darah beku bisa serang penderita HIV

19.03 Posted In , , , Edit This 0 Comments »

Selama ini, jika penderita HIV mengalami nafas pendek dan tanda-tanda penyakit paru lainnya, maka dokter akan menganggap penderita itu mungkin mengalami infeksi paru. Padahal belum tentu! Karena ada kemungkinan pasien itu menderita pembekuan darah fatal. Orang yang menderita HIV, paling tidak usianya kurang dari 50 tahun, mungkin akan meningkat risikonya menderita pembekuan darah yang fatal yang disebut venus trombosis. Meskipun lingkup masalah ini perlu dipelajari lebih lanjut, tetapi penelitian ini meletakkan risiko dari pembekuan darah dalam ini sebagai bagian dari pemantauan para dokter yang merawat penderita HIV. Menurut Dr R. Smith dari RS Long Island College di Brooklyn, New York, ini merupakan suatu yang benar-benar baru berkaitan dengan HIV. Sebelumnya kita tidak melihat masalah seperti ini pada awal terjadinya epidemik.

Beberapa tahun lalu, jika penderita HIV mengalami nafas pendek dan tanda-tanda penyakit paru lainnya, maka dokter akan menganggapnya penderita itu mungkin mengalami infeksi paru pneumocitis carini atau infeksi lainnya yang biasanya muncul pada penderita HIV. Mungkin saja hal itu benar. Tetapi setelah ada hasil penelitian ini, maka diharapkan para dokter mempertimbangkan adanya embolisme pulmonary, suatu kondisi fatal pembekuan darah di paru, sebagai sumber dari gejala-gejala pernafasan ini. Venus trombombolism terjadi ketika pembekuan darah atau penghambatan darah terbentuk di pembuluh darah bagian dalam dari kaki. Jika gumpalan darah itu pecah dan mengalir ke paru, maka mungkin bisa menghambat arteri dalam paru yang menyebabkan embolisme pulmonari. Dari beberapa kasus yang telah diamati, Smith memperkirakan adanya hubungan antara HIV dan meningkatnya risiko venus trombombolisme. Untuk menguji hubungan ini, Smith dan rekan-rekannya meneliti kembali catatan kesehatan pasien penderita HIV dan venus thrombombolisme yang terdapat di rumah sakit mereka dari Juli 1998 sampai Juni 1999. Penelitian mereka mencakup catatan kesehatan 362 pasien penderita HIV dan 244 penderita venus trombombolisme.

Dalam bentuk kelompok, penderita HIV tidak terlalu menderita pembekuan darah. Tingkat penderita venus thrombombolism hanya 2,8% diantara para penderita HIV dan 1,8% di kalangan orang yang tidak menderita HIV, yang dalam statistik tidak terlalu berbeda. Tetapi jika analisa ini dibatasi hanya pada orang-orang yang usianya di bawah 50 tahun, maka penderita HIV kemungkinan menderita pembekuan pembuluh darah dalam, kata laporan yang terdapat dalam jurnal AIDS Patient Care and STDs. Bahkan, 22% pasien yang lebih muda dari 50 tahun yang menderita venus trombombolisme juga mengidap HIV. Para peneliti terkejut dengan ditemukannya pasien penderita HIV yang usianya di bawah 50 tahun yang menderita pembekuan pembuluh darah. Karena selama ini penggumpalan darah biasanya banyak terjadi pada pasien yang tua. Dan mereka yang usianya di bawah 50 tahun yang menderita trombosis pembuluh darah dalam kebanyakan adalah wanita. Tetapi di kalangan pasien penderita HIV di bawah 50 tahun, pria lah yang paling mungkin menderita pembekuan darah. Alasan terjadinya peningkatan risiko pembekuan darah di kalangan beberapa orang penderita HIV masih belum jelas. "Kami tidak mengatakan penelitian ini selesai. Tetapi, tetap saja, jika dokter merawat pasien HIV yang menderita gejala pernafasan yang tidak bisa dijelaskan, maka kemungkinan menderita venus trombombolisme harus dipertimbangkan.

sumber: Satumed.com

0 comments:

Matari Facebook

Profil Facebook Matari Sehati Yogyakarta

Matari Search

Custom Search