Sebuah penelitian dari Karolinska Institute-Swedia menunjukan adanya persamaan otak kaum heteroseksual lawan jenisnya telah mendapatkan sorotan yang eksklusif dari berbagai media sejak penelitian tersebut dijadikan sebuah studi yang dinilai mutakhir. Hampir seluruh media yang menyoroti hal ini menyimpulkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan oleh Karolinska Institute ini menjadi bukti bahwa homoseksualitas berasal dari factor bawaan dan atau pemberian dari Tuhan. Tetapi yang mengkhawatirkan dari sorotan media ini adalah cara media meliput hasil penelitian ini yang cenderung mengikuti arahan tertentu. Dari penelitian ini disebutkan bahwa belahan otak bagian kanan perempuan homoseksual (lesbian) dan laki-laki heteroseksual lebih besar daripada belahan otak kirinya.
Sedangkan pada grup sampel perempuan heteroseksual dan laki-laki homoseksual (gay) sama-sama tidak dijumpai adanya perbedaan ukuran kedua belahan otaknya. Ilmuwan juga menemukan lebih banyak jumlah syaraf penghubung yang keluar dari amygdala kanan (struktur kecil mirip almond di dalam otak) pada lesbian dan laki-laki heteroseksual. Sementara itu, pada gay dan perempuan heteroseksual dijumpai lebih banyak pada amygdala kiri. Jika dicermati lebih dalam, para ilmuwan yang telah melakukan penelitian ini, mengatakan bahwa meski ada kemungkinan adanya entitas neurobiologis yang terlibat dalam kecenderungan seseorang menjadi homoseks, tetapi observasi ini tidak dapat begitu saja dihubungkan ke studi persepsi. Apakah temuan atau hasil penelitian dari Swedia ini berhubungan dengan proses-proses yang terjadi pada perkembangan janin ataupun pasca lahir masih merupakan pertanyaan terbuka?
Jika dihubungkan dengan ajaran agama Islam, “…Allah menciptakan manusia itu laki-laki dan perempuan dan berpasang-pasangan…” dari penggalan ayat tersebut sudah jelas dapat dimungkinkan bahwa homoseksualitas ini adalah bawaan. Tapi jika dipandang dari kodrat manusia atau takdirnya itu masih menjadi pertanyaan yang besar dari hal tersebut. Menurut Dr. Qazi Rahman, seseorang yang diperkenalkan sebagai pengajar kognitif biologi pada Queen Mary, University of London mengatakan bahwa, “Sepanjang pengetahuan saya, tidak ada lagi argumen - jika anda seorang gay maka anda adalah gay sejak lahir”. Dia juga berkata, tanpa menghadirkan suatu bukti, bahwa perbedaan struktur otak ini merupakan hasil dari proses awal tumbuh kembang janin.
Semua yang dilakukan oleh stasiun BBC ini merupakan bias reportase media mainstream yang pernah ditulis oleh rekan saya Dian T Indrawan tentang “Politik Media dan Homoseksualitas” di artikel yang sebelumnya. Dia mengatakan bahwa politik media terjadi karena adanya suatu dorongan untuk berkompetisi dalam mengisi suatu ruang kompetisi dalam suatu perusahaan media mainstream. Sehingga terjadi penyorotan yang berlebihan kepada kaum non heteroseksual. Seharusnya kita menilik lebih dalam tentang penelitian dari Swedia ini yang menyebutkan bahwa perkembangan otak seseorang terjadi saat awal masa pubertas. Memang dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia yang masih diakui adalah norma-norma yang lebih mengarah pada heteronormatif dan bukan homonormatif bahkan bukan keduanya yang digunakan. Oleh sebab itu, dalam paper dari penelitian yang dilakukan oleh tim Karolinska ini mengatakan bahwa perkembangan otak ini juga didukung oleh pengaruh dari lingkungan sekitar. Dari bukti penelitian terbut masih banyak pro dan kontra dari berbagai ilmuwan di dunia karena penelitian itu masih belum dapat membuktikan tentang kebenaran penyebab terjadinya homoseksualitas seseorang. Hasil penelitian ini masih sulit untuk diterima oleh masyarakat awam dan secara ekperimental adalah mimpi buruk bagi kedua belah pihak, baik dari kalangan heteroseksual dan dari kalangan homoseksual.
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa homoseksual sebenarnya adalah suatu yang telah terberi dari Tuhan dan homoseksualitas masih saja digunakan sebagai jembatan penyebrangan oleh media-media mainstream dalam mengisi ruang yang kosong dalam suatu persaingan penulisan berita sehingga dapat memberikan dampak yang kurang baik pada kaum homoseksual itu sendiri. Dari hasil penelitian oleh beberapa ahli di Swedia mengatakan bahwa homoseksualitas merupakan bawaan sejak bayi masih didalam kandungan dan otak mereka berkembang dari sejak mereka mengawali masa pubertas. Tulisan ini saya tulis dalam keadaan sadar dan penuh dengan pikiran dingin dan bukan bertujuan untuk memecah belah atau menyaingi lembaga-lembaga yang sama-sama bergerak dibidang dampingan LGBT seperti Matari Sehati ini.
0 comments:
Posting Komentar